HALLOUP.COM – Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan Ganjar Pranowo kalah dibandingan elektabilitas Prabowo Subianto maupun Anies Baswedan.
Salah satu penyebabnya berdasarkan riset kualitatif dari survei LSI Denny JA diketahui bahwa posisi Ganjar Pranowo sebagai petugas partai melemahkan figurnya sendiri.
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa di Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.
“Petugas partai tidak mengesankan pemimpin yang kuat, pemimpin yang mandiri, pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah,” kata Ardian Sopa
Baca Juga:
Dimulai pada Awal 2025, Program Makan Bergizi Gratis Butuhkan 48 Ribu Dapur di Seluruh Indonesia
Mayoritas responden survei LSI Denny JA menilai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merupakan sosok pemimpin kuat.
Baca artikel menarik lainnya di sini: Hasil Survei LSI Denny JA Sebut Prabowo Subianto adalah Sosok Strong Leader yang Tumbuhkan Ekonomi
Sehingga mampu menumbuhkan ekonomi Indonesia sehingga elektabilitasnya sebagai capres mengungguli tokoh-tokoh lainnya.
“Di antara tiga capres, Prabowo Subianto merupakan calon presiden (capres) yang dinilai atau lebih mengesankan pemimpin kuat yang dapat menumbuhkan ekonomi,” kata Ardian Sopa.
Baca Juga:
Respons Positif Kabinet Prabowo, CSIS Sebut Kementerian dan Lembaga Punya Portofolio Lebih Khusus
Berikutnya, terkait dengan rekam jejak kepemimpinan, Prabowo memiliki kesan di mata masyarakat sebagai pemimpin yang lebih diterima di spektrum politik yang lebih luas.
Sehingga memiliki kekuatan untuk memulai kebangkitan ekonomi Indonesia.
“Selain itu, rekam jejak cita-cita Prabowo soal ekonomi Indonesia menjadi ‘Macan Asia’ sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 atau sembilan tahun yang lalu.
Prabowo dianggap sudah lebih lama dan intens tenggelam dalam cita-cita membangkitkan ekonomi Indonesia untuk lebih menonjol di tingkat dunia,” ujar Ardian.
Survei LSI Denny JA itu dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terhadap 1.200 responden di seluruh Indonesia pada 3–14 Mei 2023. Survei itu memiliki margin of error sebesar 2,9 persen.***