HALLOUP.COM – Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB berhasil mengimpun data per Sabtu 8 Juli 2023 pukul 08.00.
Sedikitnya terdapat enam jembatan yang putus akibat banjir limpasan lahar dingin.
Banjir juga memaksa sebanyak 571 warga mengungsi di 13 titik.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan juga telah berhasil membuka akses jalan di KM59 jalur piket nol Lumajang-Malang.
Baca Juga:
Gempa M6,2 di Garut Rusak Sejumlah Bangunan di Berbagai Wilayah Kabupaten di Jawa Barat
Banjir Landa Kabupaten Halmahera Selatan, Satu Orang Meninggal dan Sebanyak 471 Jiwa Terdampak
Dengan mengerahkan alat berat, kini jalan sudah bisa diakses kembali.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Pihak Kepolisian Lakukan Pengalihan Jalan Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
“Siang ini kami sudah berhasil membuka jalan akses yang sebelumnya tertutup total akibat longsor.”
Kini kendaraan roda dua maupun roda empat sudah bisa kembali melintas,” ujar Patria Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang melalui sambungan telepon, Sabtu 8 Juli 2023.
Baca Juga:
Guncangan Gempa yang Berpusat 81 Km Selatan Kota Wates Dirasakan oleh 11 Kabupaten di Jawa Tengah
Pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat usai banjir dan tanah longsor menerjang wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat, pada 7 Juli 2023
Hal ini tertuang dalam surat keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/286/427.12/2023 tentang status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor tahun 2023.
Hal ini sebagai salah satu upaya bentuk percepatan penanganan darurat di lokasi terdampak.
Merujuk prakiraan cuaca, BMKG Kelas I Juanda Sidoarjo merilis kewaspadaan cuaca ekstrem akibat gangguan atmosfer di wilayah Jawa Timur pada 7-13 Juli 2023.
Hal ini meningkatkan potensi cuaca ekstrem di wilayah Blitar, Kabupaten Malang, Kota Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Banyuwangi, Jember, Kediri, Pasuruan, Probolinggo, Batu, Trenggalek, Jombang, Nganjul dan Ponorogo.
Menyikapi hal ini, BNPB menghimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
Sementara itu, diperlukan mitigasi jangka panjang berbasis vegetasi dengan menanam tanaman seperti akar wangi untuk mengikat struktur tanah dan antisipasi ancaman tanah longsor.***