HELLOIDN.COM – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menanggapi soal kedekatan Presiden RI Jokowi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto
Hal itu saat wartawan menyoroti mengenai kedekatan Presiden RI Jokowi dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan hal tersebut merupakan hal yang biasa.
Sebab, kedekatan itu sebagai hubungan antara presiden dan menterinya.
Baca Juga:
Cek Daftar Nama-Namanya, Presiden Prabowo Dikabarkan akan Ganti Sejumlah Menteri Strategis
Termasuk Chairul Tanjung, Prabowo Subianto Kenalkan Konglomerat kepada Investor Global Ray Dalio
Dalam hal ini, Prabowo Subianto juga merupakan seorang Menteri Pertahanan RI.
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Prabowo Subianto akan Dapatkan Endorsement dari Presiden Jokowi untuk Calon Presiden 2024-2029
“Ya, namanya presiden harus lengket dengan menterinya,” kata Hasto Kristiyanto, di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Juli 2023.
“Presiden harus satu padu dengan menterinya yang menjabarkan kebijakan dari seorang presiden,” jelas Hasto Kristiyanto.
Baca Juga:
Momen Jokowi Serukan Kata “Siap Pak!” kepada Prabowo Subianto di HUT Partai Gerindra
Partai NasDem Beber Alasan Ketua Umum Surya Paloh Tak Hadir di Kediaman Prabowo Subianto
Tidak hanya itu, Hasto Kristiyanto melihat hanya menteri yang melakukan tindak pidana korupsi yang tidak dekat dengan presidennya.
“Kecuali melakukan tindakan pidana korupsi, kecuali melakukan pengadaan dengan cara-cara yang tidak sesuai.”
“Itu baru tidak lengket karena itu kepentingan pribadi yang bekerja,” tambah Hasto Kristiyanto.
Meski begitu, Hasto Kristiyanto menyampaikan PDIP tidak mempermasalahkan presiden dekat dengan menteri.
Hasto Kristiyanto mmenilai seorang calon presiden harus memiliki visi ke depan dengan memberikan gagasan terbaik.
Dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat bukan malah menempel seperti prangko.
“Pilpres itu setiap calon pemimpin memberikan gagasan-gagasan terbaik bagi bangsa dan negara.”
“Bagaimana menyelesaikan masalah rakyat, bagaimana membangun masa depan, bukan nempel seperti prangko,” kata Hasto Kristiyanto.***